Cara Memberikan Pertolongan Pertama Jika Digigit Ular Berbisa

Ingat pengalaman dulu, ketika teman dikampung digigit ular. Sungguh suatu drama yang sangat mendebarkan ketika mengantarkan dia ke rumah sakit yang jarakanya kurang lebih 10 km. apalagi ketika itu di kampung masih sangat sedikit yang mempunyai mobil. Dengan menggunakan mobil bak terbuka waktu itu, teman yang digigit ular berbisa tersebut dibaringkan di belakang dan aku duduk di sampingnya. Yang menambah suasana menjadi tegang itu bukan hanya kata teman yang digigit ular tersebut mengatakan bahwa mati rasanya sudah sampai di perut, tetapi cara sang sopir menjalankan mobilnya juga tak kalah menegangkan. Sangat cepat. Maklum juga sih, berpacu dengan waktu. Kejadiannya waktu itu malam hari. Mungkin ada yang penasaran kenapa seakan bisa ularnya begitu cepat menyebar hingga dalam perjalanan ke Rumah Sakit, mati rasa nya sudah sampai ke daerah perut, yang berarti sudah sangat dekat dekat dengan jantung. Kalau melihat runtutan ceritanya sebenarnya bukan bisa nya yang cepat menyebar, tetapi waktu yang banyak terbuang tanpa pertolongan pertama yang tepat.
Cara Memberikan Pertolongan Pertama Jika Digigit Ular Berbisa 1

Kejadiannya waktu itu malam hari di pinggir (tanggul) sungai yang berjarak kurang lebih 50 an meter dari rumahnya. Rumah sang sopir 100 an meter dari rumah teman yang digigit ular, dan 0,5 km jarak rumahnya yang punya mobil. Itulah kenapa kondisinya ketika dalam perjalanan ke Rumah Sakit sudah sangat mengkhatirkan. 

Pertolongan pertama yang tepat utnuk korban gigitan ular berbisa sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat. Karena bagaimanapun resiko yang dapat ditimbulkan dari gigitan ular berbisa tidak main-main, akibatnya bisa sangat fatal, yaitu kematian. Lalu bagaimana seharusnya tindakan yang tepat untuk memberikan pertolongan pertama kepada korban gigitan ular berbisa? Di bawah ini adalah beberapa tips pertolongan pertama pada korban gigitan ular berbisa dari para tokoh yang aktifitas kesehariannya tidak jauh-jauh dari dunia ular.
 
1. Korban harus tenang, jangan panik.
Ini sangat penting. Karena yang sering terjadi jika seseorang digigit ular, adalah timbul kepanikan yang berkepanjangan. Menurut Herna Hadi Prasetyo yang biasa di panggil Tyo, instruktur Sioux Ular Indonesia, ketika korban gigitan ular berbisa itu panik dan stress, maka detak jantung semakin cepat. Aliran darah juga jadi makin cepat, itu nanti mempercepat penyebaran bisa ke seluruh tubuh. Hal senada juga diungkapkan oleh pakar gigitan ular dan toksikologi DR. dr. Tri Maharini, M.Si SP.EM.

2. Jangan banyak bergerak
Maksud dari anjuran jangan banyak gerak bagi korban gigitan ular berbisa adalah untuk menghambat penyebaran bisa (racun) ke seluruh tubuh. Menurut Dr. Tri, cara paling tepat adalah dengan membuat bagian tubuh korban yang terkena gigitan ular berbisa ini tak bergerak. Caranya, bagian tubuh yang digigit dihimpit dengan bambu, kayu atau kardus, layaknya orang yang mengalami patah tulang. Dengan kondisi betul-betul tidak bergerak, maka bisa ular hanya akan berada di tempat gigitan, tidak menyebar ke seluruh tubuh, dengan begitu kita mempunyai cukup waktu untuk pergi ke rumah sakit guna perawatan dan pemberian obat anti bisa. 

Masih menurut DR. Tri, selama bisa ular tersebut berada pada daerah lokasi gigitan, metabolisme tubuh dapat mengeluarkan racun (bisa) dengan sendirinya. Namun, bila telah menjalar secara sistemik ke seluruh tubuh, hanya anti-bisa yang dapat mengikat bisa dari dalam tubuh.

“Menurut buku panduan Badan Kesehatan Dunia (WHO), kalau ada di fase lokal, (bisa) keluar dengan sendirinya. Minimal observasi 24-48 jam. Jadi, kalau tergigit dan hanya sendiri, nggak bisa kemana-mana, dalam 2-3 hari sudah keluar (racunnya),” Kata DR Tri. Seperti pernah dilansir di Kompas.com “Kesalahan penangan pertama terjadi pada Ananda Yue Riastanto (8) yang digigit ular weling (Bungarus candidus) pada 5 Januari 2017 lalu. Anak asal Peduhukan Dhisil, Desa Salamrejo, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Khusus Yogyakarta itu diberikan pertolongan pertama dengan mengikat bagian yang tergigit.  Beruntung, dengan jenis bisa neurotoksin, Ananda masih selamat dari kematian meskipun mengalami enselofati yang berakibat pada kelumpuhan dan ketidakmampuan bicara. Jadi pertolongan pertama memang sangat penting dan harus hati-hati agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

3. Jangan dikasih minum Kopi dan Minuman Beralkohol
Setidak itu yang dianjurkan oleh Tyo, instruktur dari Yayasan Sioux Ular Indonesia, katanya itu dapat mempercepat detak jantung. Detak jantung cepat akan membuat aliran darah juga menjadi cepat.

4. Identifikasi Ular Penggigit
Identifikasi ular penggigit bisa dilakukan dengan cara melihat luka pada bekas gigitan. Kalau yang menggigit itu ular berbisa, bekas gigitannya Cuma dua, karena ular berbisa taringnya hanya 2 dan di atas. Dan jika bentuk gigitannya seperti tapal kuda atau dengan titik-titik luka yang banyak, maka berarti ularnya tidak berbisa.

Itulah hal-hal yang perlu dilakukan sebagai tindakan awal pertolongan pertama bagi korban gigitan ular berbisa. Sebagai tambahan jika kita berani membuat sayatan atau luka baru untuk mengeluarkan darah yang sudah terkontaminasi dengan bisa ular, itu lebih baik tetapi dengan syarat alat yang dipakai haruslah steril dan tajam, agar tidak menyiksa sang korban. Darah yang mengandung bisa warnanya gelap atau merah tua. Jika darah yang keluar sudah cerah kembali, itu artinya bisa (racun) sudah keluar. Jelas Tyo.

Sumber ; Kompas.com dan news.detik.com

Image ; mwx_commons.wikimedia.org
Cara Memberikan Pertolongan Pertama Jika Digigit Ular Berbisa | Pintu Sehat21 | 5

0 komentar:

Posting Komentar