MERS (Middle East Respiratory Syndrome) sekarang ini sedang
menjadi perhatian seluruh dunia, karena dikhawatirkan bisa menjadi suatu
ancaman wabah global. MERS ini sendiri adalah merupakan suatu penyakit yang disebabkan corona virus
yang belakangan disebut sebagai Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus
(MERS-Cov), yang pertama kali dilaporkan pada tahun 2012 di Arab Saudi. Ciri-ciri yang menyertai penyakit ini adalah batu-batuk, sesak napas dan demam.
Kabar yang beredar tentang penyakit MERS-Cov sekarang ini memang cukup meresahkan
masyarakat khususnya yang mempunyai rencana bepergian ke Sauda Arabia dalam
rangka ritual ibadah umroh dan ibadah haji bagi umat Islam. Bagaimana tidak
meresahkan. Berita tentang MERS yang paling sering kita dengar adalah bahwa
MERS-Cov ini belum ditemukan obatnya. MERS juga dikaitkan atau diidentikkan
sebagai GAMPANG MENULAR, MEMATIKAN,
MIRIP FLU, BELUM ADA OBATNYA, BERASAL DARI UNTA DAN KELELAWAR. Kalau mendengar
berita-berita semacam itu tentunya kita tidak akan bisa membantah bahwa
MERS-Cov memang akan berpotensi menjadi wabah global, karena Saudi Arabia
adalah tempat berkumpulnya jutaaan manusia yang beragama Islam (khususnya musim
haji) dari segala penjuru dunia.
Begitu seriuskah ancaman tersebut? Benarkah MERS dapat
menjadi wabah global? Berikut ini adalah cuplikan dari website
www.depkes.go.id bahwa intinya
masyarakat diharapkan tetap tenang karena masih tetap bisa melakukan perjalanan
atau kunjungan ke beberapa negara Timur Tengah atau negara-negara Arabia
Peninsula dan sekitarnya. Dalam hal ini WHO (World Health Organization) dan CDC
(Center for Disease Control and Prevention) Amerika serikat tidak akan
mengeluarkan surat travel warning tentang kesehatan terhadap negara-negara yang
terkait dengan MERS-Cov.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam situs resminya merilis bahwa sejak bulan Sepetember 2012 (pertama kali dilaporkan) sampai tanggal 26 April 2014 tercatat kurang lebih ada 261 kasus dengan konfirmasi 93 yang mati. Ini berarti lebih dari 30 % yang mati dari jumlah penderita yang terkonfirmasi. Dan MERS-Cov ini telah terdeteksi di 14 negara, baik di Asia, Eropa dan Arika.
Kasus MERS-Cov ini sangat penting
untuk diketahui oleh masyarakat luas Indonesia, karena banyak sekali warga kita
yang berada di Timur Tengah khususnya Saudi Arabia. MERS-Cov sangat berbahaya
jika seseorang mempunyai penyakit bawaan. Resiko kematian akan lebih tinggi
terhadap seseorang terkena MERS-Cov jika dia mempunyai penyakit penyerta atau
penyakit bawaan seperti diabetes, penyakit jantung, atau gangguan ginjal
kronis.
Walaupun sampai saat ini belum
ditemukan obatnya, penyakit MERS-Cov dapat sembuh dengan sendirinya. Menurut
dr.Ceva W Pitoya, Sp.P., penyakit yang disebabkan oleh virus (MERS-Cov ini juga
disebabkan oleh virus) itu pada dasarnya bisa sembuh sendiri. Ini dikarenakan
sifat virus yang memiliki limitasi waktu menginfeksi dan jika sudah melewati
waktu tersebut, virus akan mati sendiri dan hilang. Berikut adalah petikan dari
dr. Ceva W Pitoyo dalam sebuah konferensi pers terkait Mers-Cov di Jakarta,
Jum’at (9 Mei 2014) mengatakan “Virus merupakan salah satu organisme yang
bersifat self limiting, jadi jika sudah melewati batasnya, infeksinya akan
menghilang juga”.
Di bawah ini adalah himbauan
mengenai hal-hal yang sangat penting untuk selalu diingat untuk mencegah penyebaran dan resiko penularan MERS-Cov secara umum.
Sumber : www.depkes.go.id |
Jika sedang berada di Timur Tengah
(Saudi Arabia) bisa tambahkan tip-tip berikut ini : Makan makanan yang sehat;
seumpama terserang flu, segeralah periksakan diri ke dokter; jagalah kesehatan
sebaik mungkin; gunakan masker; hindari berinteraksi dengan unta.
Semoga bermanfaat.
Sumber depkes.go.id dan
kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar