Legenda Dukun Beranak

Seperti kita ketahui bersama, di masyarakat kita ada profesi yang bernama dukun beranak atau disebutkan juga sebagai dukun bayi. Dahulu sebelum ada aturan yang mengharuskan penanganan kelahiran harus melibatkan seorang bidan, banyak ibu-ibu yang akan melahirkan menggunakan jasa dukun beranak ini untuk membantu proses kelahiran anaknya. Tapi sejak undang-undang nomor 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran, dukun beranak dilarang ikut terlibat langsung dalam persalinan, maka otomatis peran dukun beranak ini menjadi berkurang. Memang latar belakang dari lahirnya undang-undang ini, karena baynaknya kasus kematian ibu dan bayi ketika dalam proses kelahiran yang semakin hari semakin mengalami kenaikan, bukan penurunan yang terjadi. Adapun salah satu penyebab banyaknya kasus kematian dari ibu hamil dan bayi yang baru lahir adalah terlambat mendapatkan pertolongan yang semestinya, ketika terjadi hal-hal yang diluar prediksi sang dukun, dan dibawa ke rumah sakit atau Puskesmas, kondisinya sudah parah dan tidak dapat ditolong lagi.
Seperti kita ketahui bersama, di masyarakat kita ada profesi yang bernama dukun beranak atau disebutkan juga sebagai dukun bayi. Dahulu sebelum ada aturan yang mengharuskan penanganan kelahiran harus melibatkan seorang bidan, banyak ibu-ibu yang akan melahirkan menggunakan jasa dukun beranak ini untuk membantu proses kelahiran anaknya. Tapi sejak undang-undang nomor 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran, dukun beranak dilarang ikut terlibat langsung dalam persalinan, maka otomatis peran dukun beranak ini menjadi berkurang. Memang latar belakang dari lahirnya undang-undang ini, karena baynaknya kasus kematian ibu dan bayi ketika dalam proses kelahiran yang semakin hari semakin mengalami kenaikan, bukan penurunan yang terjadi. Adapun salah satu penyebab banyaknya kasus kematian dari ibu hamil dan bayi yang baru lahir adalah terlambat mendapatkan pertolongan yang semestinya, ketika terjadi hal-hal yang diluar prediksi sang dukun, dan dibawa ke rumah sakit atau Puskesmas, kondisinya sudah parah dan tidak dapat ditolong lagi.

Karena peran dari dukun bayi ini sesungguhnya tidak dapat dianggap remeh juga, pemerintah masih memberikan peran sebagai pendamping bidan, yang menangani pra dan pasca kelahiran. Ada juga pendapat di masyarakat yang beranggapan memang ada beberapa oknum yang mengaku sebagai dukun beranak atau dukun bayi padahal sejatinya dia tidak mempunyai kemampuan untuk itu, sehingga terjadi kasus-kasus kematian yang tidak seharusnya yang menimpa para ibu hamil dan bayi yang baru lahir. Istilahnya karena nila setitik rusak susu sebelanga. Bagaimanapun kebijaksanaan pemerintah yang tidak melarang sepenuhnya patut kita apresiasi. Karena bagaimanapun dukun bayi atau dukun beranak ini adalah warisan budaya nenek moyang kita, yang harus kita pelihara dan berbangga memilikinya. Biasanya profesi dukun bayi atau dukun beranak ini karena warisan orang tuanya. Yang konon ada laku tirakat tertentu yang harus dijalani sebelum seseorang benar-benar mempraktekkan keahliannya untuk menolong orang lain. Apa saja sih yang biasa dikerjakan oleh dukun beranak/bayi? 

Pijat Sengko. Pijat untuk memulihkan kondisi perut (usus) kita yang turun berok, (peh e mudun), atau ada juga yang mengatakan gejala hernia.

Pijat Keseleo. Pijat untuk membetulkan letak tulang pada posisi yang seharusnya. Terkhusus untuk para bayi.

Pijat Ibu hamil pra melahirkan. Pijat untuk membetulkan posisi bayi yang seharusnya di rahim bayi, agar saat lahir nantinya tidak sungsang.

Pijat ibu pasca melahirkan.

Ada sedikit pengalaman pribadi nih. Pada waktu isteri melahirkan anak pertama, kami menggunakan jasa dukun bayi yang kebetulan letak rumahnya paling dekat dengan rumah mertua. Umurnya mungkin sekitar 75 an kali ya. Namanya sebut saja mbah Narmi (bukan nama sebenarnya). Yang membuat heran adalah simbah itu kok sangat baik kepadaku. Dari pandangan mata beliau seakan ada kesan bahwa beliau sudah sangat mengenal saya secara pribadi melebihi seluruh keluarga mertua yang notabene telah mengenal beliau terlebih dahulu. Dari itulah aku memberanikan diri untuk bertanya satu hal yang selama ini mengganggu pikiranku. Apa itu? Kita tunda dulu pertanyaan yang akan aku ajukan kepada simbah Narmi tadi. Saya ceritakan dulu peristiwa yang melatar belakangi munculnya sebuah pertanyaan itu.

Dahulu sebelum isteri belum hamil untuk pertama kalinya (kalau nggak salah), ibu saya waktu itu sakit perut luar biasa sakitnya katanya. Dikasih balsem nggak berkurang rasanya. Kalau dalam posisi diam sih , rasa sakitnya masih dapat ditahan. Namun ketika jam makan tiba. Ya Allah, nggak tahan melihat beliau menangis merasakan sakit yang amat sangat katanya. Kami sekeluarga bingung, tindakan apa yang harus diambil melihat situasi dan kondisi seperti itu. Nggak tahu ya, mungkin insting atau bisikan siapa, ibu memintaku untuk menjemput mbah Rumanah namanya. Alhamdulillah si Mbah Rumanah ini katanya masih ada tali keluarga walau sudah agak jauh. Nggak menunggu lama aku berangkat menjemput beliau. Setelah tiba kembali di rumah, mulailah si mbah Rumanah ini melakukan tindakan pemijatan di daerah perut ibuku. Tidak ada dua puluh menit lamanya, rasa sakit perut ibuku yang amat sangat itu hilang. Benar-benar sembuh.  Alhamdulillah. Setelah selesai. Si mbah itu berkata “ususe mlintir” (bahasa  Indonesia ; ususnya melintir).Tak habis pikir aku seketika itu. Mengantarkan kembali pulang mbah Rumanah ke rumahnya, pikiranku dipenuhi tanda tanya yang tidak berani bertanya langsung kepada beliau. Terlalu berani mbah ini mengatakan ususnya melintir. Dari mana beliau tahu kalau ususnya benar-benar melintir? Memang beliau melihat?

Ya ...! Memangnya beliau melihat? Itulah yang saya tanyakan ke mbah Narmi. Dan jawabannya mbah Narmi adalah “Ya. Aku melihatnya”

Wallahua'lam.

Legenda Dukun Beranak | Pintu Sehat21 | 5

0 komentar:

Posting Komentar