Jika kita data seberapa banyak artis yang telah terjebak ke narkotika, maka kita akan membutuhkan berlembar-lembar kertas yang akan penuh dengan nama-nama artis dalam dan luar negeri, baik yang pemula maupun yang sudah eksis. Saking banyaknya yang tersangkut dan terjebak tak bisa lepaskan diri dari narkotika lagi, memunculkan anggapan bahwa narkotika sudah menjadi gaya hidup di kalangan artis. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa begitu banyak artis yang terjebak ke dalam napza (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif)?
Menurut psikiater Andri, dari klinik Psikomatik Omni Hospital Alam Sutera, mengungkapkan bahwa semuanya tidak lepas dari kebutuhan para artis yang bersangkutan akan suasana relaks dan stimulan untuk mendukung aktifitas padatnya.
Akibat dari begitu padatnya jadwal acara setiap harinya, para artis itu menjadi tidak punya waktu untuk dapatkan suasana relaks sejenak, santai seperti orang pada umumnya. Dan pelarian terbaik (menurut mereka tentunya) untuk mendapatkan itu semua adalah dengan mengonsumsi ganja, alkohol dan sejenisnya. Ganja yang didapatkan pada kasus-kasus artis yang tertangkap adalah suatu zat yang berfungsi menenangkan seperti layaknya banyak obat benzodiazepine. “Mereka akhirnya memilih jalan singkat untuk mengatasi hal tersebut tanpa berkonsultasi dengan dokter lagi”, kata psikiater Andri, seperti dilansir di laman cnnindonesia.com.
Kembali kepada pembahasan, mengapa begitu banyak kedapatan artis yang terjerembab ke napza? Diduga semuanya berawal dari kebutuhan stimulan. Dari deretan artis yang tertangkap, sebagian besar artis tersebut sedang berada pada top level. Sedang sibuk-sibuknya mengisi acara-acara on air di beberapa stasiun TV. Belum lagi acara-acara off air yang harus dia pandu. Apa sebenarnya stimulan itu? Stimulan adalah obat-obatan yang dapat mengakibatkan kerja organ tubuh, seperti jantung dan otak lebih cepat sehingga membuat penggunanya lebih bertenaga, lebih senang dan gembira untuk sementara waktu.
Menjadi jelas terlihat ada keterkaitan dengan kebutuhan selalu tampil prima di depan kamera dan di depan publik. Dan stimulan adalah pilhan jalan pintas, singkat dan terbaik (menurut mereka) yang dapat mewujudkan harapan mereka. Yang terabaikan adalah stimulan seringkali bergandengan dengan adiktif. Zat addictive yang menjerat mereka semua. Lagi, lagi dan lagi dengan dosis yang lebih banyak, perlahan namun pasti.
Sumber ; wikipedia, cnnindonesia
0 komentar:
Posting Komentar