Soal makanan untuk tubuh, anggap
saja kita semua sudah tahu. Gampangnya, kalau kita makan “empat sehat lima
sempurna” secara seimbang, badan kita dijamin tidak rewel. Sebaliknya, makanan
batin belum sepenuhnya diperhatikan, bahkan kadang kita abaikan. Pada hal, diet
mental yang melengkapi makanan bergizi akan membawa kita pada masa depan yang
lebih menjanjikan.
Kita terlahir dengan kesempurnaan
yang tidak terbantahkan, sehingga tidak saja dapat mencontoh apa yang sudah
dilakukan orang lain, tetapi juga mempunyai kemampuan untuk melakukan segala
sesuatunya jauh lebih baik. Sementara kekuatan potensial tersebut sudah ada
pada diri kita, kita masih harus mengumpulkannya agar berarti dan menjadi
sumber yang vital dalam kehidupan kita.
Kenyataannya, kita masih dianugerahi
potensi untuk sukses, sama seperti para penemu, pemimpin, pencipta, ilmuwan,
politisi, pemimpin militer, dan seniman. Hanya saja sukses itu bukan produk
kecerdasan dan ketangkasan semata, tetapi juga produk nyata dari sikap kita
sehari-harinya, yang tentu bisa kita kendalikan dan kita program.
Bentuk pemograman ini tak lain
adalah kebiasaan sehari-hari kita, sesuatu kebiasaan yang dilakukan oleh kita setiap
hari sampai menjadi bagian dari kehidupan kita. Karena kebiasaan yang kita
harapkan adalah kebiasaan positif / baik, di sinilah perlunya kita melakukan diet
mental.
Dengan santapan batin, wawasan dan
kepercayaan diri akan meningkat. Uuntuk menggambarkan bagaimana diet mental
bisa mempengaruhi mental, kita bisa melihat bagaimana “si kotak ajaib” TV
mendominasi kita dengan gambar dan suara yang ditampilkan. Pernahkah kita,
setelah beberapa kali menonton iklan tertentu, suatu hari tanpa sadar
menyenandungkan lagu jingle iklan tersebut saat berjalan jalan? Kalau
jawabannya ya, itu satu bukti kita telah terprogam oleh sajian acara TV
tersebut.
Sayangnya, pemrograman tadi kurang
memiliki makna untuk hidup kita. Pemrogaman baru menjadi sesuatu yang sangat
berguna jika digunakan dengan cara yang benar dengan isi program yang punya
makna. Hal yang kira-kira sama akan dirasakan ketika secara rutin kita melahap
ransum mental.
Usaha pemrograman kembali refleks
perilaku ini dimulai dari titik profesional intellect, yang salah satunya
mengendalikan cognitive knowledge. Penyadaran ini akan mengubah cognitive
knowledge menjadi self motivated creativity yang pada gilirannya bekerja
sebagai motor perubahan diri.
Pemrograman ulang ini membongkar
kesadaran diri (self assisment) dengan mengembangkan kemampuan berpikir
kreatif, sehingga mengubah diri seseorang dari sekedar menjadi bagian dari
masalah menjadi pemecah masalah.
Lima Cara
Sama seperti makanan untuk tubuh,
ransum untuk batin juga terdiri atas makanan pokok dan pendukung. Menu pokok
untuk mental kita adalah ajaran ajaran keagamaan yang kita jalani sehari hari.
Sedangkan makanan pendukung bagi mental kita meliputi segala hal yang bisa
menambah wawasan dan kepercayaan diri. Kalau bagian ransum batin ini tidak
tercukupi, kesehatan batin kita juga tidak akan sempurna, seperti halnya tubuh
fisik yang kekurangan zat zat gizi tertentu.
Di dalam diet mental ini terdapat
berbagai suplemen vitamin mental. Kita tidak harus “mengonsumsi” semuanya, cukup yang kita anggap paling
bermanfaat atau paling kita sukai. Namun, akan lenih sempurna bila kita
menyantapnya secara seimbang. Vitamin mental tersebut bis diperoleh dengan cara
:
1. 1. Membaca
Salah satu cara
mengonsumsi “vitamin” mental yang baik adalah meluangkan waktu setidaknya satu
jam setiap hari untuk membaca buku laporan, atau membukasitus internet yang
memberikan tambahan wawasan bagi kita sebagai pupuk untuk meningkatkan kualitas
diri. Kegiatan ini dapat dilakukan kapan saja, bisa pagi, siang sore atau
malam. Pilih topik yang sangat menarik yang dapat menginspirasi bagi kita. Dengan
menjadikan membaca sebagai kebiasaan baru, niscara kita akan menemukan berbagai
hal baru. Tidak Cuma kualitas pikiran pikiran yang meningkat, kualitas hidup
kita pun akan meningkat pula.
2. 2. Mendengarkan
Yang dimaksud di
sini adalah mendengarkan sesuatu yang bermanfaat. Kegiatan ini bisa dilakukan
dalam perjalanan. Entahlah perjalanan jauh, ataupun perjalanan dari rumah ke
kantor.
3. 3. Menghadiri seminar atau pertemuan
Bila termasuk
tipe orang yang gaul, kita bisa mencoba mengikuti seminar dengan topik-topik
yang menarik bagi kita.
4. 4. Mengkliping
Coba buka
kembali majalah-majalah lama atau koran lama, jika menemukan tulisan yang menarik
kita potong lalu kita buat koleksi dengan tema yang sejenis. Kalau sekarang
malah lebih praktis lagi, bagi yang sudah terbiasa dengan internet, bookmark
halaman-halaman situs yang menarik dan memberikan pengalaman baru bagi kita.
5. 5. Self talk
Ini merupakan cara
yang paling baik untuk memotivasi diri. Dari pada memikirkan hal-hal negativ
tentang diri sendiri, lebih baik pikirkan kelebihan-kelebihan kita. Jangan malu
untuk memuji diri sendiri. Rasa malu menghapuskan banyak kesempatan. Luaskan pergaulan
dan jangan takut mengambil resiko. Beranikan diri keluar dari rutinitas yang membuat
diri terlena, hidup dalam kebiasaan
dengan “mata tertutup”. Buang perasaan takut dan cemas.
Sumber : Majalah Intisari