Sakit sewaktu buang air kecil
merupakan keluhan yang sesekali terjadi pada kita. Jangan takut dulu karena sebagian
besar dari keluhan ini tidak begitu membahayakan, karena umumnya hanya
disebabkan kita menahan kencing terlalu lama atau minum airnya kurang banyak,
sehingga air kencingnya menjadi pekat dan merangsang. Tetapi apabila sakitnya
(rasa nyeri) itu disebabkan terjadinya infeksi oleh kuman maka harus diobati
dengan antibiotik, karena kalau dibiarkan terlalu lama dapat menimbulkan komplikasi
pendarahan, infeksinya juga bisa menjalar naik ke ginjal.
Manusia setidaknya memerlukan
minum cairan yang cukup untuk dapat hidup dengan sehat (1,5 sampai 2 liter per
hari). Tetapi kebutuhan cairan yang ideal ini akan berubah apabila ginjal tidak
berfungsi lagi dengan baik atau kerja jantung sudah tidak normal lagi dalam memompa
darah. Jika ini yang terjadi maka suplai cairan hendaknya harus dikurangi.
Bila pemasukan air melebihi dengan yang dapat dikeluarkan oleh tubuh kita, maka cairan bisa merembes keluar dari pembuluh darah balik masuk ke dalam jaringan seperti rongga perut, paru-paru, tungkai dan kaki. Hal ini ditandai oleh pembengkakan (udema) di kaki (tungkai), serta terjadinya konsentrasi cairan di daerah perut dan daerah rongga dada. Pada keadaan ini suplai cairan yang masuk sebaiknya dibatasi jumlahnya hingga sekitar 0,8 liter (tergantung parahnya gangguan ginjal atau jantung) sehari.
Sakit kencing dapat berupa sakit
bila akan, sewaktu dan sesudah buang air kecil. Bila sakitnya terasa sewaktu buang
air kecil saja, maka dengan memperbanyak minum (kurang lebih 2,5 liter) rasa
sakit otomatis ini akan hilang. Tetapi bila rasa nyeri timbul sesudah buang air
kecil, ini kemungkinan besar terjadi akibat adanya infeksi kuman di saluran
kencing bagian bawah. Untuk memastikan penyebabnya, tes urine di laboratorium
sangatlah diperlukan. Dengan pemeriksaan sederhana dapat dibedakan apakah sakit
kencing tersebut disebabkan oleh iritasi atau karena terkena infeksi kuman,
yang disebut dengan infeksi saluran kemih (ISK). Bila terjadi infeksi, sel
darah putih di air seni bertambah banyak dan kondisi urine (air kencing kita)
berubah keruh.
Untuk mengobatinya jangan sekali-kali membeli antibiotik
sendiri karena tidak semua antibiotik dapat dipakai untuk ini, mintalah resep
dari dokter. Kalau berobat jalan, antibiotik untuk infeksi saluran kemih (ISK)
terbatas pada trimetoprim, kotrimoksazol, nitrofurantoin, asam pipemedic, dan
fluorokinolon. Bila infeksi tersebut ada pada orang yang semula sehat, biasanya
dengan dilakukan pengobatan secara intensif selama beberapa hari dan pengobatan
dengan dosis yang tepat keadaan akan menjadi lebih baik. Bila infeksi saluran
kemih (ISK) terjadi berulang-ulang atau menjadi kronis, jangan dianggap remeh.
Anda harus berkonsultasi ke dokter untuk penanganan (perawatan) lebih baik. Perlu
dilakuakan tes urine dengan cara yang khusus (kultur) untuk membiakkan
kumannya. Ini sangat penting karena agar dapat memilih obat antibiotiknya
dengan tepat, karena dengan cara inilah kuman mudah menjadi resisten. Penting untuk
diketahui tidak semua obat yang tercantum dalam laporan antibiogram yang
ditandai sebagai “sentitif” dapat digunakan.
Penyebab lain dari terjadinya nyeri atau sakit kencing
bisa juga karena tindakan kateterisasi yang kurang steril atau dilakukan dalam
jangka waktu yang lama, atau bisa juga adanya batu di saluran pembuangan. Pembesaran
prostat yang mengakibatkan terhambatnya air seni, juga bisa menjadi sebab dari
rasa nyeri ketika buang air kecil. Opini yang berkembang di masyarakat yang
mengatakan bahwa infeksi saluran kemih (ISK) terjadi atau timbul karena
seringnya kencing di WC / tempat umum yang tidak bersih, itu adalah tidak benar.
0 komentar:
Posting Komentar