Orang tua mana yang tidak sedih ketika melihat anaknya sakit tidak sembuh-sembuh. Begitu juga dengan aku. Sedih sekali rasanya ketika anak-anakku sakit batuk, kadang sampai tersengal-sengal, mukanya sampai merah, keluar air matanya dengan tatapan mengiba. Sudah tiga hari batuk yang dialami oleh anak saya tersebut belum reda. Memang belum sempat kita periksakan ke dokter, karena beberapa alasan. Hanya kami berikan obat pereda batuk yang kami beli di apotek. Pada hari pertama sih tidak begitu mengkhawatirkan, hanya sesekali batuk saja dalam waktu sekitar sepuluh atau lima belas menit-an. Itulah yang membuat kami mengambil keputusan untuk memberikan obat pereda batuk yang bisa dibeli diapotek.
Namun hari berikutnya batuk anak saya tidak bertambah reda malah menjadi lebih sering intensitas batuknya dari pada sebelumnya. Tentu saja membuat hati kami tambah sedih. Sudah diberi obat pereda batuk kok malah tambah sering batuknya. Ketika menginjak hari ketiga itulah intensitas dan kualitas batuk anak sudah membuat khawatir kami sebagai orang tua. Akhirnya kami berencana untuk memeriksakan saja anak saya tersebut ke dokter.
Hari itu kami kedatangan tamu dari desa sebelah. Ketika itulah saya dapat pengalaman dari dia, bahwa anaknya pernah mengalami batuk seperti yang sedang dialami oleh anak saya. Dan dia memberi minum anaknya dengan madu mawar. “Alhamdulillah sembuh”, katanya. “Saya juga dikasih tahu dari seseorang”
“Madu mawar? (madu dicampur dengan air mawar-red) Saya dulu sering minum madu mawar. Ibu saya selalu memberi madu mawar jika badan saya sedang demam” kataku. Madu mawar memang sudah dikenal masyarakat umum sebagai obat penurun panas karena demam, tetapi kalau sebagai obat pereda batuk memang baru kali ini saya dengar. Lagian belinya di mana ya? Apa masih ada yang jual? Dulu waktu kecil hanya ada satu toko yang jual. Dulu kalau beli, madu dan air mawarnya masih dikemas secara terpisah. Kita yang mencampurnya sendiri.
“Udah dicoba dulu” katanya. Anakku dulu juga saya kasih itu. Beli diapotek ada.
Karena saya percaya dengan dia, maka aku beli madu mawar. Waktu itu saya beli harganya cukup murah, empat ribu lima ratus saja. Dan langsung saya minumkan ke anak saya yang sedang batuk tersebut sesuai takaran. Alhamdulillah paginya batuk tersebut benar-benar reda. Itulah salah satu khasiat dari madu mawar.
Namun hari berikutnya batuk anak saya tidak bertambah reda malah menjadi lebih sering intensitas batuknya dari pada sebelumnya. Tentu saja membuat hati kami tambah sedih. Sudah diberi obat pereda batuk kok malah tambah sering batuknya. Ketika menginjak hari ketiga itulah intensitas dan kualitas batuk anak sudah membuat khawatir kami sebagai orang tua. Akhirnya kami berencana untuk memeriksakan saja anak saya tersebut ke dokter.
Hari itu kami kedatangan tamu dari desa sebelah. Ketika itulah saya dapat pengalaman dari dia, bahwa anaknya pernah mengalami batuk seperti yang sedang dialami oleh anak saya. Dan dia memberi minum anaknya dengan madu mawar. “Alhamdulillah sembuh”, katanya. “Saya juga dikasih tahu dari seseorang”
“Madu mawar? (madu dicampur dengan air mawar-red) Saya dulu sering minum madu mawar. Ibu saya selalu memberi madu mawar jika badan saya sedang demam” kataku. Madu mawar memang sudah dikenal masyarakat umum sebagai obat penurun panas karena demam, tetapi kalau sebagai obat pereda batuk memang baru kali ini saya dengar. Lagian belinya di mana ya? Apa masih ada yang jual? Dulu waktu kecil hanya ada satu toko yang jual. Dulu kalau beli, madu dan air mawarnya masih dikemas secara terpisah. Kita yang mencampurnya sendiri.
“Udah dicoba dulu” katanya. Anakku dulu juga saya kasih itu. Beli diapotek ada.
Karena saya percaya dengan dia, maka aku beli madu mawar. Waktu itu saya beli harganya cukup murah, empat ribu lima ratus saja. Dan langsung saya minumkan ke anak saya yang sedang batuk tersebut sesuai takaran. Alhamdulillah paginya batuk tersebut benar-benar reda. Itulah salah satu khasiat dari madu mawar.
source image ; pixabay.com
0 komentar:
Posting Komentar