Cerita yang akan kita bagi ini adalah cerita nyata apa adanya. Kita mungkin bisa menyebut cerita ini sebagai curhatan sang paranormal (untuk kasus ini, aku lebih suka menyebutnya sang Ustadz atau sang Kyai). Beliau curhat bukan tentang masalah imbalan atau yang sejenisnya dari orang yang meminta barokah penyembuhan dari dirinya, tetapi yang sering menjadi ganjalan pikiran beliau adalah sikap dari beberapa orang yang datang kepada beliau dan meminta bantuan penyembuhan atau jalan keluar dari masalah tertentu yang sedang membebani kehidupannya. Sering sekali beliau menjumpai situasi di mana orang terdekat dari sang pasien (?) yang bersikap atau menunjukkan sikap yang sangat tidak bersahabat dan cenderung mencurigai sang ustadz sebagai perekayasa masalah atau kasarnya sebagai pembohong.
Beliau bercerita pernah suatu kali dimintai pertolongan oleh seseorang yang salah satu keluarganya sedang menderita sakit yang menurut pihak rumah sakit yang menanganinya, harus dilakukan operasi untuk mengangkat penyakitnya tersebut. Dan kali ini merupakan operasi yang untuk kedua kalinya. Menurut sang ustadz (enak manggil ustadz kayaknya, karena masih muda), sebenarnya untuk menangani kasus seperti ini bisa saja dilakukan dari rumah, asal ada orang yang ada di rumah sakit tersebut untuk menjadi perantara atau penuntun ketika diminta untuk melakukan hal tertentu yang diinginkannya.
Karena yang meminta bantuan penyembuhan masih dalam lingkup satu daerah, dan kebetulan juga kenal maka sang ustadz memutuskan mendatangi ke rumah sakit, sekalian menjenguk. Menurut sang ustadz, kasus yang seperti ini sebetulnya sangat berat. Dalam beberapa kasus, bahkan taruhannya nyawa sang paranormal yang mencoba untuk memberikan pertolongan kepada sang pasien. Tetapi karena sudah dimintai pertolongan, dan menurut sang ustadz masih ada peluang untuk ditangani, maka beliau memberanikan diri untuk menyarankan agar sang pasien tersebut untuk tidak usah melakukan operasi yang kedua kalinya, karena menurut beliau ini penyakit adalah penyakit yang tidak wajar (santet atau teluh). Saran tersebut tentunya disampaikan kepada orang yang datang kepadanya (kebetulan yang datang kepadanya bukan keluarga pasien tetapi masih kerabat juga). Menurut beliau setidak-setidaknya tiga kali penanganan, Insya Allah bisa sembuh.
Yang membuat perasaan sang ustadz teriris-iris adalah ketika secara tidak sengaja mendengar percakapan salah satu kepala keluarga sang pasien kepada salah satu anaknya yang mengatakan sesuatu yang intinya adalah agar tidak usah menghiraukan saran dari sang ustadz, dan meminta salah satu keluarganya untuk memberikan amplop ke sang ustadz agar ustadz tersebut dapat segera pulang. Dan operasi terhadap anaknya akan tetap dilakukannya. Dan ketika itu ada satu kalimat yang sangat menyakitkan sekali yang tidak pantas diucapkan oleh orang yang berpendidikan, apalagi seorang muslim.
Memang semuanya adalah hak seseorang untuk mengambil keputusan dan meyakini keyakinannya masing-masing. Menurut sang ustadz, apresiasi tidaklah harus berupa amplop atau pemberian yang berwujud materi. Ucapan terima kasih yang diiringi dengan sikap yang ramah, khusnudzon, ikhlas dan percaya dengan ilmu yang diberikan oleh Allah SWT kepada beberapa hamban-Nya itu sudah cukup.
Sehabis kejadian tersebut, sang ustadz kini lebih hati-hati sekali dalam memberikan pertolongan. Menurut beliau, memberikan pertolongan itu mudah, tetapi yang lebih sulit adalah mengelola hati ketika menemui kejadian seperti tersebut di atas.
Pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah tersebut di atas adalah, jangan sekali-kali kita menilai orang dari cara berpakaian atau dari segi penampilan saja. Terkadang orang yang kita remehkan tersebut jauh lebih mulia di hadapan Tuhan dari pada kita. Mungkin anda yang membaca tulisan ini akan menilai saya terlalu membela sang ustadz, itu sah-sah saja. Saya tadinya juga tidak langsung percaya semua aoa yang diucapkan olehnya. Yang membedakan adalah saya tipe orang yang tidak mudah percaya tetapi saya selalu tetap berusaha untuk menghormati orang lain. Akhirnya saya bisa mengetahui dan kenal lebih dekat dengan sang ustadz.
Kalau ingin mengetahui sosok sang ustadz, klik DISINI.
0 komentar:
Posting Komentar