Ketika mendengar kata leukemia seakan kita mendengar sebuah vonis
kematian. Begitu menakutkan, itulah pemahaman yang banyak terjadi di masyarakat
kita. Kali ini pintusehat21 akan berbagi informasi tentang penyakit Leukemia
atau yang juga dikenal dengan sebutan lain yaitu Kanker Darah. Artikel di bawah
ini saya tulis sesuai dengan sumber aslinya, yang merupakan tuturan dari
seorang dokter. Semoga bermanfaat untuk
menambah wawasan dan sumber referensi tentang penyakit Leukemia atau Kanker
darah. Menurut admin artikel ini sangat layak untuk dibaca. Selamat membaca.
Dapatkah leukemia disembuhkan?
Melo drama ‘Love Story’ menyanggahnya. Menderita leukemia berarti suatu vonis.
Tetapi apakah tidak ada upaya medis?
Ada. Namun, masih dalam batas
menjinakkan, kemudian jika sel darah menjadi brutal kembali, pengobatan pada
akhirnya hanya berarti menunda kematian. Paling tidak untuk sampai 10 tahun.
Pencangkoan sumsum tulang
membuka tabir baru. Tetapi masalah timbul karena proses menukar sumsum tulang
dengan sumsum tulang lain, seperti halnya proses transplantasi pada umumnya,
tidaklah sederhana menukar pakaian. Ada pelik tersendiri yang justru hingga
saat ini belum seluruhnya teratasi oleh ilmu kedokteran.
Mengapa Leukemia?
Leukemia itu kanker darah. Ada
sel darah yang beberapa jenisnya itu berubah sifat tabiatnya. Sel menjadi nakal
dan tidak lagi menaati peraturan dalam membiak diri. Akibatnya salah satu sel
darah mendominasi jenis sel darah lainnya. Produksi sel darah tersebut menjadi
sangat berlimpah dan jenis sel darah yang lain tersingkir.
Jika jumlah sel darah putih
seluruhnya dalam tubuh normal sekitar 10.000/mm kubiknya, pada penderita
leukemia bisa mencapai ratusan ribu, dengan akibat sel darah kita lainnya
tersingkir. Jumlahnya menurun karena produksi dipusatkan untuk sel darah putih
yang leukemik itu.
Leukemia muncul karena virus
tertentu memasuki tubuh. Virus ini yaitu virus yang tegolong sebagai penyebab
kanker pada umumnya, atau virus onegenic, dapat masuk begitu saja ke
dalam sel tubuh manusia. Tetapi tidak setiap orang yang dimasuki virus tersebut
pasti menjadi kanker (apa pun jenis kankernya). Ternyata ada faktor bakat yang
dimiliki seseorang yang membedakan ketahaannya jika terserang virus tersebut.
Faktor bakat itu dapat berupa pelemahan yang dibawa sejak lahir, antara lain
kelainan chromosome, faktor ras, serta kerentanan lain.
Namun orang yang berbakat
menderita kanker ini tidak serta merta menderita kanker setelah virus
menyerang. Faktor pencetus diperlukan sebagai faktor lingkungan, radioaktiv,
bahan kimiawi (terutama benzoal, arsen, sulfa), infeksi, yang dibawa tubuh
seseorang terserang dgn faktor lingkungan dan masuknya virus tertentu ini yang
menjadikan seseorang terserang kanker, dan orang yang lain tidak.
Pucat Mendadak
Pucat dapat berarti banyak.
Jika pucat terjadi mendadak, kita perlu mengingat kemungkinan leukimia. Apalagi
jika disertai demam dan gejala pendarahan (mirip demam berdarah), yang dapat
muncul sebagai mimisan, pendarahan kulit, berupa bintik merah, bercak, memar
kulit atau pendarahan gusi.
Jika dilakukan pemeriksaan
pada mereka yang pucat dan bergejala pendarahan, limpa dan hatinya teraba
membesar. Fakta ini memperkuat dugaan adanya leukemia, mengantarkan penderita
untuk memeriksa darah tepinya, melihat gambaran susunan sel darahnya.
Jika benar suatu leukemia,
gambaran darah tepinya memperlihatkan keadaan kosong atau menurunnya sel darah
lain, dan sel darah yang leukemik sangat berlebihan jumlah, bentuk serta
ukurannya abnormal, demikian pula fungsinya.
Yang paling memperlihatkan
benar adanya leukemia, karena dari pemeriksaan sel darah tepi (diambil dari
jemari atau disedot dari pembuluh darah), tanpa adanya sel darah muda (blast
cel), yang berarti produksi sel darah oleh yang seharusnya tidak diedarkan ke
dalam aliran darah (tepi), pada penderita leukemia, sel muda itu beredar juga.
Akut atau Menahun
Jenis sel darah yang beredar
ada lima jenis. Demikian pula jenis leukemia, sedikitnya ada lima jenis,
bergantung jenis sel darah mana yang berubah tabiatnya, itulah jenis
leukemianya.
Leukemia sendiri dapat
bersifat akut, datang mendadak sekali, biasanya pada anak-anak, dapat pula
bersifat kronis atau menahun mula timbulnya. Leukemia yang menahun ini lebih
sering terjadi pada orang dewasa daripada anak-anak.
Jenis leukemia paling sering
pada anak-anak adalah ALL (Acute Limphocytic Leukemia), sedangkan pada orang
dewasa Chronic Myecloytic Leukemia, dgn gejala awal yang kurang lebih sama,
yaitu pucat mendadak, demam lama, dan gejala pendarahan. Keduanya diatasi
dengan pemberian obat Cytostatica, yang menghentikan produksi sel darah dikombinasikan
dengan Corticosteroid, setelah sebelumnya diberikan transfusi darah (atau
Thrombocyt, sel pembeku darah), dan setelah keadaan teratasi, sel darah dalam
batas normal, dilakukan pengebalan tubuh dengan immunotheraphy, antara lain
pemberian vaksinasi, jika diperlukan.
Pengobatan Terus Menerus
Selama sumsum tulang masih
berproduksi sel darah, dan sel darah masih abnormal, maka pengobatan tidak
dapat dihentikan. Tahapan pertama menjinakkan agar sel darah yang leukemik itu
tidak berlebihan, dengan memakai obat golongan cytostatica beberapa waktu
lamanya sampai keadaan sel darah yang leukemik normal. Lalu pengobatan bersifat
pemeliharaan secara berkala.
Pada leukemia dikenal istilah
remisi. Serangan datang kembali dengan diproduksinya sel darah leukemik, dan
pengobatan yang sama diulangi sampai mereda.
Komplikasi ke otak dicegah,
dan peningkatan kekebalan dilakukan agar tubuh tidak mudah terserang infeksi
akibat menurunnya sel darah putih yang lain serta abnormalnya sel darah yang
leukemik dalam fungsi pertahanan tubuhnya.
Reaksi Leukemoid
Jumlah sel darah putih yang
melebihi normal di dalam darah tepi pada pemeriksaan darah tidak selalu berarti
leukemia. Pemeriksaan darah rutin, secara kebetulan bisa menemukan adanya kasus
leukemia, karena gejala pucat, demam dan pendarahan ringan sering terabaikan.
Namun jumlah sel darah putih
yang lebih dari 10.000/mm kubik tidak selalu berarti leukemia, jika pemeriksaan
sumsum tulang menunjukan hasil normal. Sebaiknya, jumlah sel darah putih yang normal,
atau lebih dari 10.000/mm kubik, dapat saja berarti pemulaan leukemia, atau
jenis leukemia yang aleukemik pada serangan leukemia akut. Hal ini ditentukan
oleh hasil pemeriksaan sumsum tulangnya. Jika sumsum tulangnya sebagai pabrik
sel darahnya abnormal, apa pun hasil pemeriksaan darah tepinya, diagnosis tetap
taat pada hasil pemeriksaan sumsum tulang.
Jika sel darah tepi abnormal
gambaran leukemia, sedangkan gambaran sumsum tulang norma, keadaan ini disebut
reaksi leukemoid. Ini biasanya terjadi pada keadaan infeksi berat, seperti TBC,
batuk rejan, infeksi virus dan parasit. Hal yang sama terjadi jika ada
keracunan kehamilan, luka bakar hebat, dan paya hati.
Adanya tumor ganas yang telah
menyebar ke paru paru dan usus besar dapat juga menimbulkan keadaan reaksi
leukemoid tersebut, selain setelah pendarahan hebat dan hancurnya sel darah merah
yang mendadak.
Biopsi Limpa Atau Sumsum Tulang
Untuk memastikan adanya
leukemia dilakukan biopsi limpa atau sumsum tulang. Darah diambil dari sumsum
tulang. Biasanya di bagian tulang dada. Dengan jarum khusus, sumsum tulang dada
disedot, lalu diperiksa. Hal yang sama dapat diperoleh dari limpa. Jika benar
ada penyakit leukemia, gambaran sumsum tulang dan limpa tampak abnormal,
sekaligus terlihat jenis leukemia-nya.
Selain itu, kolesterol, asam
urat dan gammaglobulin di dalam darah abnormal. Kolesterol dan asam urat
meningkat, sedangkan zat kekebalan tubuh yang disebut terakhir menurun. Ini menunjang
diagnosis leukemia.
Leukemia sudah mencapai otak
jika tekanan di dalam cairan otak meningkat, dan jumlah sel di dalam cairan
otak bertambah. Keadaan ini yang menjadikan penderita masuk ke dalam
komplikasi, selain akibat infeksi dan pendarahan. Kesemuanya berakhir dengan kematian.
Cangkok Sumsum Tulang
Pencangkokan sumsum tulang merupakan
upaya lain, sehingga sel darah yang diproduksi mengikuti pola normal. Namun yang
terjadi masalah seperti halnya transplantasi organ tubuh umumnya, karena justru
muncul reaksi penolakan tubuh terhadap barang baru yang dimasukkan ke dalam
tubuh.
Segala yang memasuki tubuh yang
bukan miliknya sendiri akan ditolak tubuh, termasuk bibit penyakit. Pencangkokan
memang harus dari organ yang sekerabat, agar tidak menimbulkan reaksi
penolakan. Namun tidak semua transplantasi dapat dilakukan dari tubuh sendiri
kecuali pada pencangkokan kulit atau operasi koroner by pass. Walaupun dari
saudara kandung sendiri, faktor benda asing masih tetap ada, yang akan
menimbulkan reaksi penolakan tubuh juga. Keadaan inilah yang masih merupakan masalah,
sehingga tidak setiap pencangkokan membawa hasil gemilang.
Sumber :
"Dari Balik Kamar Praktek Dokter" Oleh Dr. Hendrawan Nadesul.
Sumber :
"Dari Balik Kamar Praktek Dokter" Oleh Dr. Hendrawan Nadesul.
0 komentar:
Posting Komentar