Sikap hati-hati dan sedikit menahan nafsu untuk mencicipi suatu makanan adalah sangat penting untuk dijaga dan dimiliki oleh seseorang, apalagi jika orang tersebut sedang mengidap suatu penyakit. Jika tidak hati-hati bisa berakibat sangat serius yang dapat memperparah kondisi penyakitnya. Seperti yang pernah admin alami sendiri. Gara-garanya adalah memakan iwak/ikan bagong (padahal sedikit lho), penyakit kadas di pergelangan kaki yang sedang idap (tidak seberapa parah sebenarnya) berubah menjadi bintik-bintik kecil (mlenting ; bhs Jawa) bernanah yang jumlahnya mencapai puluhan.
Awal dari petaka tersebut adalah ketika saya mendapat kabar bahwa ada anggota keluarga saudara kakak saya yang meninggal, dan saya ditawari mau ikut untuk takziyah sekalian bareng dengan lainnya. Dan saya mengiyakan tawaran tersebut untuk ikut rombongan. Jarak rumah duka cukup jauh dari kampung kami, kurang lebih dua jam perjalanan dengan mobil. Setelah takziyah, kami mampir ke rumah keponakan, dan di sana kami disuguh makan siang, karena memang jam makan siang. Dan di situlah saya memakan iwak bagong yang tidak tahunya menjadi petaka bagi penyakit kadas yang ada di kaki saya.
Sebenarnya penyakit kadas yang ada di pergelangan kaki sebelah kanan tersebut sudah hampir sembuh. Tetapi satu hari setelah pulang dari takziyah tersebut berubah menjadi bengkak, dan kaki terasa sakit untuk berjalan. Di pangkal paha sampai timbul benjolan yang jika ditekan terasa sakit (mlanjer). Rasa penasaran kenapa kaki saya sampai bengkak, setelah saya amati dari dekat, ternyata bengkat tersebut bukan bengkat biasa, tetapi karena saking banyak bintik-bintik (mlenting) bernanah yang tumbuh di daerah penyakit kadas di kaki saya tersebut. Besoknya saya tidak bisa berjalan tanpa pegangan untuk menahan beban tubuh sebelah kanan. Setelah saya ingat-ingat, dua hari terakhir ini tidak ada makanan yang tidak biasanya saya makan kecuali iwak bagong tersebut.
Belajar dari pengalaman tersebut, kita seharusnya tidak gampang kepingin sesuatu makanan yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan kita. Tahan nafsu kita dan cari makanan lain yang tidak mempunyai resiko buruk namun dapat menjadi pengganti makanan yang kita ingini tadi, dan tentunya tak kalah nikmat. Apalah artinya jika nikmat sebentar namun pada akhirnya dapat menjadi petaka bagi kita.
sumber gambar ; wikipedia.org
Awal dari petaka tersebut adalah ketika saya mendapat kabar bahwa ada anggota keluarga saudara kakak saya yang meninggal, dan saya ditawari mau ikut untuk takziyah sekalian bareng dengan lainnya. Dan saya mengiyakan tawaran tersebut untuk ikut rombongan. Jarak rumah duka cukup jauh dari kampung kami, kurang lebih dua jam perjalanan dengan mobil. Setelah takziyah, kami mampir ke rumah keponakan, dan di sana kami disuguh makan siang, karena memang jam makan siang. Dan di situlah saya memakan iwak bagong yang tidak tahunya menjadi petaka bagi penyakit kadas yang ada di kaki saya.
Sebenarnya penyakit kadas yang ada di pergelangan kaki sebelah kanan tersebut sudah hampir sembuh. Tetapi satu hari setelah pulang dari takziyah tersebut berubah menjadi bengkak, dan kaki terasa sakit untuk berjalan. Di pangkal paha sampai timbul benjolan yang jika ditekan terasa sakit (mlanjer). Rasa penasaran kenapa kaki saya sampai bengkak, setelah saya amati dari dekat, ternyata bengkat tersebut bukan bengkat biasa, tetapi karena saking banyak bintik-bintik (mlenting) bernanah yang tumbuh di daerah penyakit kadas di kaki saya tersebut. Besoknya saya tidak bisa berjalan tanpa pegangan untuk menahan beban tubuh sebelah kanan. Setelah saya ingat-ingat, dua hari terakhir ini tidak ada makanan yang tidak biasanya saya makan kecuali iwak bagong tersebut.
Belajar dari pengalaman tersebut, kita seharusnya tidak gampang kepingin sesuatu makanan yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan kita. Tahan nafsu kita dan cari makanan lain yang tidak mempunyai resiko buruk namun dapat menjadi pengganti makanan yang kita ingini tadi, dan tentunya tak kalah nikmat. Apalah artinya jika nikmat sebentar namun pada akhirnya dapat menjadi petaka bagi kita.
sumber gambar ; wikipedia.org
0 komentar:
Posting Komentar