Definisi Roh dan Hubungannya Dengan Badan / Fisik Manusia

Definisi Roh dan hubungannya dengan badan / fisik manusia

Seperti yang pernah kita bahas dalam artikel yang berjudul “Pengertian Kesehatan, Sehat dan Sakit Menurut Sufi” spiritual atau roh adalah merupakan salah satu dari ketiga komponen kehidupan manusia. Banyak sekali literatur dalam Islam yang membahas masalah roh ini, khususnya dalam lingkungan para sufi. Tetapi sampai sekarang roh tetaplah misteri bagi pengetahuan manusia yang tidak mampu mengungkap lebih jauh apa dan bagaimana hakekat roh tersebut. Roh yang dianggap menjadi esensi manusia merupakan Amr Rabbiy (urusan Tuhan), yang siapa pun tidak memiliki pengetahuan kecuali sedikit, seperti yang telah difirmankan oleh Allah SWT  dalam Al-Qur'an, “Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit" (QS : Al-Israa ; 85).

Walaupun sudah ditetapkan oleh Allah SWT bahwa manusia tidak diberikan pengetahuan tentang roh melainkan sedikit, namun demikian hal tersebut tidak menghentikan para ulama untuk membuat definisi roh, paling tidak sekedar mendekatkan artinya.
Mereka mengatakan bahwa roh adalah materi yang berbeda dari materi yang bisa dilacak indera. Ia merupakan jenisa cahaya peringkat tinggi yang halus, hidup dan bergerak pada seluruh anggita badan, mengalir seperti air bunga, minyak pada pohon zaitun atau api dalam bara. Selama tubuh bisa menerima pengaruh roh yang melimpah, maka roh terjalin dalam tubuh dan timbul kehendak. Jika tubuh rusak ia tidak bisa lagi menerima pengaruh roh ss roh meninggalkan badan dan terpisah menuju alam roh.
Pendapat tersebut di atas diyakini sebagai pendapat yang paling benar dalam mendefinisikan tentang roh.

Di bawah ini akan kita coba tuliskan beberapa pendapat ulama tentang roh, yang semoga dapat memberikan sedikit jawaban atas berbagai pertanyaan yang ada di kepala kita tentang apa dan bagaimana hubungan roh dengan fisik manusia.

1.    Ibnu Qoyyim Al-Jawziyyah (1292 – 1352)
Menurut pemikiran Ibnu  Qoyyim Al-Jawziyyah, roh adalah jawhar basith (substansi sederhana) berupa jisim rohani yang hakekatnya berbeda dengan jisim yang dapat diindrai. Roh menjalar ke seluroh tubuh manusia yang menjadikan kehidupan, gerak, merasa dan kehendak. Roh adalah substansi yang berdiri sendiri. Ia dapat naik dan turun, menyatu dan terlepas, keluar, pergi dan datang, bergerak dan diam dari jasad.
Selanjutnya beliau juga mengatakan bahwa substansinya (roh) sama dengan nafs, sekalipun sifat-sifatnya berbeda. Roh memiliki ruang dan waktu yang bersifat rohaniah, tidak seperti ruang dan waktu yang terjadi pada jasad. Roh itu abadi (tidak mati), sekalipun jasadnya hancur. Roh itu baru yang dihembuskan bersamaan dengan penciptaan jasad. Roh orang yang meninggal dapat mengetahui orang yang mengunjungi kuburnya, mampu berkomunikasi dengan sesamanya, selama roh-roh itu sama-sama shalih. Roh ini dapat berkomunikasi dengan roh orang yang masih hidup melalui mimpi. Roh ini memiliki citra khusus yang dapat disifati. Roh ini merasakan siksaan di alam kubur, sekalipun badannya hancur. Roh ini bertempat di alam Barzakh (alam setelah kematian) yang terkadang mengunjungi jasadnya. Roh tidak dapat dibagi-bagi, sekalipun sifatnya ada yang muthmainnah (tentram), lawwamah (labil) dan ammarah (hina).

2.    Al-Ghozali
Menurut Al-Ghozali Roh itu mempunyai dua makna atau dua pengertian. Pengertian yang pertama menurut beliau adalah jenis yang halus yang bersumber dari rongga hati jasmani, dengan perantaraan otot-otot dan urat-urat yang bermacam-macam, ia tersebar ke seluroh bahagian-bahagian badan. Perjalanan roh dalam badan dan limpahan cahaya-cahaya hidup yang berupa perasaan, penglihatan, pendengaran dan penciuman itu menyerupai limpahan cahaya dari sebuah lampu yang mengelilingi sudut-sudut rumah, sehingga tak satu bahagian rumah pun yang tertimpa cahaya tidak menjadi terang. “Hidup” itu seumpama cahaya yang terdapat pada dinding-dinding dan “Roh” itu semisal lampunya. Perjalanan roh itu dan geraknya dalam bathin, seperti geraknya lampu pada sis-sisi rumah dengan digerakkan oleh penggeraknya. Roh dalam arti demikianlah yang dikehendaki oleh para dokter, yaitu uap yang halus yang terjadi karena pemasakan oleh panasnya hati.
Dan pengertian roh yang kedua menurut Al-Ghozali ialah suatu sifat halus pada manusia yang dapat mengetahui segala sesuatu dan dapat menangkap segala pengertian. Roh dalam pengertian kedua termasuk urusan yang pelik dan bersifat ketuhanan, dimana sebagian besar akal dan faham manusia tidak sanggup mendapatkan hakekat roh ini.

3.   Muhammad Qithub
Muhammad Quthub dalam Manhaj Al-Tarbiyah Al Islamiyah Darul Qalam, mengatakan bahwa roh adalah energi yang tidak dikenal, samar dan tertutub ; tetapi akibat keberadaannya diketahui dengan jelas. 
Definisi Roh dan Hubungannya Dengan Badan / Fisik Manusia | Pintu Sehat21 | 5

3 komentar:

  1. tolong donk mas beri referensiny supaya kita bsa lihat langsung di bukunya ...

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Terima kasih sudah mampir, salam kenal.
      Artikel tsb di atas sumber referensinya antara lain : Buku "Keajaiban Hati" Oleh Imam Al Ghozali alih bahasa oleh Nurhickmah Penerbit Tintamas Jakarta, 1994, Buku "Penyembuhan Cara Sufi" Oleh Syaikh Ghulam Moimuddin alih bahasa oleh Arif Rachmat, Penerbit Yayasan Bentang Budaya, Yogyakarta, 1999, Buku "Umat Bertanya Ulama Menjawab" oleh KH. Dimyati Rois, Holy Qur'an, Text, Translate dan Commentary Oleh Abdullah Yusuf Ali alih bahasa oleh Ali Haekal.
      Semoga jawaban ini memberikan kepuasan. Terima kasih.

      Hapus