Hidrosefalus, Sebelum Terlambat Kenali Sejak Dini

Hidrosefalus Sebelum Terlambat Kenali sejak Dini

Untuk bisa mengenali apakah bayi kita menderita kelainan Hidrosefalus, maka kita paling tidak mengerti atau tahu ciri-ciri dari pada anak yang terkena kelainan tersebut. Memang untuk memastikannya apakah bayi kita menderita kelainan Hidrosefalus  apa tidak, kita harus melakukan CT-Scan. CT-Scan memang akan memberikan data diagnosa yang dapat diandalkan kebenarannya., tapi sayangnya tidak semua rumah sakit mempunyai peralatan tersebut, di samping itu biayanya juga relatif mahal. Di bawah ini akan kita tuliskan ciri-ciri dari anak atau bayi kita jika menderita kelainan Hidrosefalus. Jika bayi kesayangan kita memiliki beberapa ciri-ciri dibawah ini maka sebaiknyalah anda segera membawanya ke dokter.

Ciri – Ciri Hidrosefalus

Kepala membesar melebihi ukuran normal, fontanel antrior (ubun-ubun yang letaknya ada di puncak kepala) menonjol.
.Vena pada kulit kepala dilatasi dan terlihat jelas pada saat bayi menangis
Mata melihat kebawah, mudah terstimulasi, lemah dan kemampuan makan berkurang.
Opisthotonus, dan spatik pada ekstremitas bawah.
Terdapat bunyi creckedpot (tanda Macewen)
.Pada bayi dengan malformasi mulut, bayi mengalami kesulitan ketika mau menelan.sesuatu.
Bunyi napas stridor (keras) sulit dalam bernapas.
Kadang napas terhenti sejenak (Apnea), dan tidak adanya refleks muntah.
Papil edema, sakit kepala
Mata juling (Strabismus), mengalami gangguan keseimbangan  (ataxia), lemah (letargi), bingung, dan bicara inkoheren (tidak nyambung)

Lalu apa sebenarnya Hedrosefalus ini? Dan bagaimana penanganannya? Hidrosefalus secara umum  adalah merupakan pembesaran kepala abnormal karena gangguan pengaliran cairan otak. Pembesaran ini terjadi akibat sumbatan pada rongga otak (ventrike) atau sistem saluran lainnya. Pada keadaan normal, cairan otak mengalir melalui rongga-rongga yang terdapat dalam otak, di sekitar otak, dan sumsun tulang untuk diserap ke dalam sistem sirkulasi darah. Penimbunan cairan di dalam otak akan menekan bagian-bagian otak serta beberapa saraf yang berdekatan. Akibatnya timbullah gangguan fungsi saraf otak, kejang dan pada bayi terjadi pelebaran celah antar tulang tengkorak. Jumlah kasus hidrosefalus di Indonesia 0,2 – 4 % setiap 1000 kelahiran.

Bila hidrosefalus terjadi pada bayi yang baru lahir yang belum mengalami penutupan pada sutura cranial, maka yang akan terjadi adalah pembesaran kepala. Namun apabila hidrosefalus terjadi setelah penutupan sutura cranial maka yang akan  terjadi yaitu peningkatan tekanan intrakranial, sehingga yang bersangkutan mengalami nyeri kepala hebat, tanpa disertai adanya  perubahan ukuran lingkar kepala. Untuk kasus yang kedua ini biasanya hidrosefalus yang menjangkiti orang dewasa atau orang tua. 

Kembali kepada pokok bahasan kita. Hal yang paling penting harus kita lakukan untuk anak bayi kesayangan kita adalah dengan rajin memeriksakannya ke dokter atau bidan terdekat. Dengan rajin memeriksakan ke dokter atau bidan, maka jika ada suatu penyakit atau kelainan tertentu pada bayi (dalam hal ini kelainan hidrosefalus) kita akan segera dapat diketahui dan dilakukan pencegahan agar tidak bertambah buruk keadaannya.






Hidrosefalus, Sebelum Terlambat Kenali Sejak Dini | Pintu Sehat21 | 5

0 komentar:

Posting Komentar