Jamu Juga Bisa Ada Efek Sampingan


Kita sebagai bangsa Indonesia sudah tidak asing lagi dengan yang namanya jamu. Mungkin sebagian besar dari kita sudah pernah minum jamu atau malah sudah menjadikan jamu sebagai minuman  untuk menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh. Lebih khusus lagi bagi orang-orang yang suka bekerja keras. Jamu tidak selamanya baik bagi kita, tetapi juga terkadang mempunyai efek yang negatif bagi kesehatan kita. Bahan jamu sendiri ada yang mengandung bahan berhasiat maupun bahan yang dapat menimbulkan efek sampingan, seperti halnya obat. Jika efek sampingan sesuatu jamu dapat diabaikan (karena sedikit efek sampingannya) demi khasiatnya maka jamu tersebut dapat ditolerir untuk perlu dipakai. Untuk itu perlu penelitian menganalisisnya namun sangat sulit, karena ada jamu yang terbuat dari bahan bijia-bijian, batang, akar, daun, dan daun-daunan, umbi serta buah-buahan tertentu (simplisia ; bahan alami untuk obat yang dikeringkan). Di dalamnya banyak sekali dijumpai alkalida, bahan yang berkhasiat maupun yang berpengaruh buruk terhadap tubuh.

Selain bahan yang terkandung dalam jamu, ada juga bahan yang menentukan apakah jamu yang layak diminum itu tidak menjadi berbahaya kemudian. Kita tahu bahwa jamu mudah sekali dihinggapi jamur jika dikemas atau teknik pembuatannya tidak memenuhi standar higienis. Jika sampai jamu yang telah berjamur ini kita minum untuk waktu yang lama, bisa buruk akibatnya. Sebab jamu yang berjamur itu mengandung zat carcinogenic yaitu zat yang dapat menimbulkan kanker (aflatoxin), khususnya kanker hati (ada penelitian mengenai pemakai jamu yang bertahun-tahun cenderung mengidap kanker hati). Di sini jelas bukan bahan jamunya yang menyebabkan kanker hati, melainkan jamur yang dikandungnya yang sudah tercemar ketika dalam proses produksinya (pengemasan juga penyimpanannya)
Jamu Juga Bisa Ada Efek Sampingan 1
Lebih-lebih jika jamu sudah mulai dikemas dalam kapsul, kita tidak dapat lagi melihat wujud asli jamu seperti jika kita minum jamu yang dibungkus. Jamu yang telah berjamur atau rusak karena expired, akan terlihat berubah warnanya dan juga aromanya. Kalau jamu yang dibungkus kita bisa mengendus apakah jamu itu masih layak untuk diminum atau sudah tidak layak. Tetapi kalau jamu itu sudah dimasukkan ke dalam kapsul, maka kita tidak dapat melihat perubahan itu. Inilah pula sisi bahayanya jika jamu dikapsulkan.

Kalau ditinjau dari sisi tersebut maka jamu gendong memang lebih kecil kemungkinan terkena jamur, karena diminum seketika jadi tanpa ada bahan pengawet. Namun ada juga kemungkinan pencemaran oleh kuman dapat terjadi selama proses pembuatannya, kurang memperhatikan higienisnya. Misalnya dari air pelarutnya, tempat atau wadah untuk membuatnya, apakah sudah benar-benar higienis sehingga tidak menginfeksi peminumnya. Tetapi kalau dalam penyajiannya jamu gendong memenuhi standar higienis maka jamu gendong mempunyai nilai plus dari pada jamu yang dikemas apalagi dikemas dalam kapsul.
Jamu Juga Bisa Ada Efek Sampingan | Pintu Sehat21 | 5

0 komentar:

Posting Komentar