Beberapa dari kita ada yang berpendapat bahwa puasa itu sangat berat, sehingga mengharuskan dirinya untuk mengurangi aktifitas semaksimal mungkin, bahkan ada yang berpendapat jika tetap melakukan puasa maka ia tidak mungkin menjalankan aktitasnya seperti hari-hari lainnya ketika tidak sedang berpuasa. Tetapi ada juga yang berpendapat puasa itu biasa saja, dan masih bisa beraktifitas seperti hari-hari lainnya ketika tidak berpuasa. Yang pertama tentunya berkeyakinan puasa identik dengan keadaan tubuh lemas dan tak bertenaga, dan yang kedua berkeyakinan puasa tidak akan begitu mempengaruhi aktifitas kerjanya sehari-hari.
Keadaan fisik seseorang ketika berpuasa, memang tidak bisa dilepaskan dengan keyakinan masing-masing orang. Orang yang berkeyakinan teguh dan iman yang kuat, puasanya pasti akan lebih terasa ringan daripada orang yang keimananya biasa-biasa saja atau bahkan kurang. Sahabat bisa cek dan teliti orang-orang di sekitar lingkungan hidup anda. Antara orang yang berkeimanan yang kuat (taat beragama) dengan orang yang mempunyai keimanan kurang (tidak/kurang taat beragama). Cobalah anda membaur dan bergaul dengan orang-orang lapangan/pasar/terminal (sebagian besar memang kurang taat beragama) maka akan anda temukan, orang-orang yang dengan usia masih sangat muda, mengeluh lemas dan tidak kuat untuk melanjutkan puasanya sampai waktu maghrib. Lalu cobalah sobat pergi ke sawah, dan cari orang yang anda kenal sebagai orang yang taat beribadah, maka kita akan tahu bahwa pak Tani tersebut tetap beraktifitas seperti biasanya walaupun saat itu beliau dalam keadaan berpuasa.
Cerita tersebut di atas menandakan bahwa niat dan keyakinan seseorang memegang peranan yang sangat penting dalam melakukan puasa. Inilah tips pertama agar kita tidak lemas saat puasa, yaitu niat yang benar. Aku niat berpuasa di Bulan Ramadhan ini wajib karena Allah SWT. Tiga kata yang terakhir itu harus di camkan dengan benar di lubuk hati kita yang terdalam, maka Allah akan membantu kita dengan kekuatan untuk menyempurnakannya sampai batas waktu yang ditentukan (maghrib).
Tips yang kedua adalah melakukan makan sahur dan mengakhirkan waktu makan sahur. Ini akan membantu kita mempunyai persepsi bahwa kita bisa memperpendek waktu kita tidak melakukan aktifitas makan dengan mengakhirkan waktu makan sahur kita. Di sini admin tidak akan membahas menu apa yang sebaiknya dimakan untuk sahur. Yang perlu diingat adalah ; Jelas beda, antara berpuasa dengan melakukan makan sahur dan berpuasa tanpa sahur. Dan yang paling penting dari sahur ini adalah berkah yang ada dalam makan sahur, dan makan sahur adalah sunnah Nabi saw.
Tips yang terakhir agar tidak lemas saat berpuasa adalah jangan tidur lagi setelah makan sahur sampai pagi kira-kira jam sembilan pagi. Boleh tidur lagi setelah jam sembilan pagi jika anda memang sedang libur kerja atau sekolah. Inilah rangkaian anjuran untuk meng-akhirkan waktu makan sahur. Untuk membuktikan kebenaran apa yang saya tuliskan ini, sobat bisa mencoba yang pertama yaitu sehabis makan sahur atau sholat subuh anda tidur lagi. Esoknya mencoba yang kedua yaitu tidak tidur lagi setelah sahur atau sholat subuh sampai pagi kira-kira jam sembilan pagi. Soal aktifitas yang harus dilakukan untuk mengisi waktu setelah sahur atau sholat subuh sampai pagi, itu sobat sendiri yang tahu, yang penting masih bisa dikatakan sebagai kegiatan positif, syukur-syukur mau membaca Al-Qur’an.
Demikian tips menurut admin agar tubuh kita tidak lemes saat kita berpuasa. Selamat menjalankan ibadah puasa.
0 komentar:
Posting Komentar