Hipertensi, Pencabut Nyawa No 1

Hipertensi atau tekanan darah tinggi sebagai pencabut nyawa no 1

Menurut guru besar ilmu penyakit dalam fakultas kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Endang Susalip SpPD. Hipertensi salah satu penyakit akibat gangguan sistem sirkulasi darah. Pada penderita hipertensi gejala pusing muncul lantaran sumbatnya aliran darah dalam pembuluh otak oleh timbunan lemak alias aterosklerosis. Akibatnya otak kekurangan oksigen karena jumlah darah yang mengangkut zat asam itu berkurang. Guru besar fakultas farmasi universitas Padjajaran Prof. Dr. Anas Subarnas menuturkan kadar kolesterol total, trigliserida, dan Low density Lipoprotein (LDL) penyebab pembentukan plug aterosklerosis. Kolesterol berasal dari santapan yang mengandung asam lemak jenuh rantai panjang seperti daging. Tetapi tidak semua penyuka makanan berbahan daging mengidap hipertensi, begitu juga sebaliknya. Ada juga orang yang jarang mengkonsumsi makanan berbahan daging tetapi ia mengidap penyakit hipertensi ini.

Menurut guru besar departemen ilmu penyakit dalam fakultas kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, SpPD, lemak dalam tubuh tidak melulu berasal dari makanan berlemak seperti daging. Makanan yang mengandung karbohidrat tinggi turut menyumbang timbunan lemak dalam tubuh. Karbohidrat merupakan sumber energi. Jika mengkonsumsi keduanya berlebih sementara aktivitas kita kurang, maka tubuh akan mengubahnya menjadi lemak dan menyimpannya sebagai cadangan energi di jaringan adiposa. Karena faktor usia, aktivitas seseorang sebut saja Yati misalnya, yang sudah berusia enam dekade memang berkurang dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya. Itulah sebabnya ia rentan sekali memiliki kadar lemak darah tinggi yang berujung pada hipertensi. Setiap asupan makanan menyisakan energi yang akan tersimpan dalam bentuk lemak, termasuk pembuluh darah. Pada orang usia lanjut dinding pembuluh darah juga mengalami penebalan sehingga menjadi kaku. Akibatnya arteri alias pembuluh darah tidak dapat mengembang saat jantung memompa darah. Tekanan di pembuluh darah pun melambung.

Komplikasi

Menurut dr. spesialis penyakit saraf dokter Yuda Turana SpS, tekanan darah pasien hipertensi mesti dikendalikan agar tidak menimbulkan komplikasi pada organ-organ vital yang lain. Bila terjadi penyumbatan pembuluh darah di otak, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di otak alias stroke dan bisa berujung pada maut. Jika penyumbatan terjadi di pembuluh darah jantung, maka pasien berpotensi terkena serangan jantung. Hipertensi dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan pecahnya pembuluh darah di retina mata yang berujung kebutaan. Karena itu pantas bila hipertensi mendapat julukan The Silent Killer. Kehadirannya terkadang muncul tanpa gejala. Data profil kesehatan Indonesia 2009 yang dikeluarkan Kementrian Kesehatan menyebutkan penyakit sistem sirkulasi darah menjadi pencabut nyawa nomer 1 di tanah air. Ia merenggut nyawa 23.163 pasien atau 11,06 % dari total jumlah pasien yang meninggal saat rawat inap di rumah sakit. Yati atau siapapun pasti tidak ingin menjadi salah satu dari ribuan pasien yang meninggal dunia akibat gangguan sistem peredaran darah atau hipertensi ini. Itulah sebabnya begitu mulai merasa pusing sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Untuk mengatasinya dokter biasanya akan memberikan obat penurun tekanan darah yang sesuai dengan kondisi pasiennya.

Solusi yang paling baik bagi seseorang yang telah berumur paruh baya untuk terhindar dari penyakit hipertensi ini adalah adanya keseimbangan gaya hidup dan pola makan tentunya. Kalau seumpama jarak tempat beribadah dengan rumah kita kira-kira hanya 50 sampai 100 meter, biasakan untuk berjalan jangan selalu menggunakan motor.

Semoga bermanfaat.

Dari berbagai sumber.
Hipertensi, Pencabut Nyawa No 1 | Pintu Sehat21 | 5

0 komentar:

Posting Komentar