Menafsirkan mimpi tidak bisa asal-asalan, apalagi tafsiran itu untuk mimpi orang lain yang meminta jasa sang penafsir. Di bawah ini adalah tips dan norma dalam menafsirkan mimpi yang disampaikan oleh ahli tafsir mimpi, Ibnu Sirin. Selamat membaca ;
Bila penafsir mimpi telah mengetahui keberadaan mimpi yang sebenarnya, yakni mulai dari jenis, sifat dan wataknya impian maka hendaklah dalam ia memberi penafsiran mimpi selalu berpegang teguh pada tiga pokok asal.
Adapun yang dimaksud jenis, misalnya mimpi melihat kayu, binatang liar atau burung. Semua ini lebih biasa adalah jenis laki-laki (gambaran dalam mimpi adalah jenis lelaki). Kemudian setelah itu, dilihat dari segi sifatnya. Kalau misalnya dalam impian itu adalah kayu, maka perlu diteliti, kayu apa? Kalau misalnya binatang liar atau burung, juga lihat, dari golongan binatang liar apa? Dan dari habitat burung apa?
Untuk sementara berhenti sampai di situ. Kemudian diteliti lagi, kalau misalnya kayu itu adalah kayu Korma, itu artinya orang mulya dari Negeri Arab, mengingat Korma itu tumbuhnya di daerah Arab. Apabila kayu itu adalah kayu buah pala (jauz), itu artinya lelaki dari non Arab, mengingat pala itu tumbuhnya hanya di daerah selain Arab. Demikian juga halnya Burung. Kalau burung itu besar, itu berarti lelaki dari Negeri Arab. Kalau burungnya adalah burung merak, itu berarti lelaki dari daerah selain Arab (Ajam).
Setelah itu semua, maka dilihat lagi dari segi wataknya. Yakni kalau misalnya Kurma, itu berarti lelaki baik dan dari keturunan baik-baik pula. Dan kalau misalnya kayu pala, maka diartikan, lelaki penipu dalam bekerja dan termasuk orang yang suka bermusuhan , dengan alasan, buah pala itu bergerigi, dan tidak bisa mengambil isinya kecuali terlebih dahulu memecahkannya.
Kalau misalnya melihat burung terbang, bisa dipastikan dengan ; orang yang suka bepergian, mengingat burung itu terlihat dalam keadaan terbang.
Kalau misalnya burung itu adalah burung Merak, bisa dipastikan dengan seorang raja (pejabat penting) dari daerah Non Arab yang memiliki kemegahan harta dan pengikut. Demikian juga halnya (seorang raja Non Arab) jika burung itu adalah burung Garuda atau Rajawali. Namun bila burung itu adalah burung Gagak, maka dialah lelaki fasik yang tidak beragama. Demikian juga tentang burung Kakatua, penafsirannya disamakan dengan keterangan-keterangan yang tersebut di atas.
Semoga kita memperoleh petunjuk, Insya Allah. Dan hanya kepada Allah jugalah kita mohon pertolongan.
Sumber : Ibnu Sirin "Tafsir Mimpi Versi Al-Qur'an & Al-Hadits" Alih Bahasa Mahsun Sasmad, SE