Santet, Antara Sugesti Dan Realitas

Masalah yang satu ini memang sangat sulit dibuktikan, selama seseorang itu belum mengalaminya sendiri. Pengalaman admin, sudah sering menghadapi tatapan, senyuman ataupun komentar yang kadang membuat kita merasa tidak dianggap, dinilai bodoh jika membahas persoalan satu ini di tempat sekumpulan beberapa orang. Apa sih masalah itu? Apalagi kalau bukan santet. Ya ! santet sampai saat ini masih menjadi sesuatu yang penuh kontroversial.

Banyak juga yang malu untuk mengakui bahwa ia percaya akan santet. Takut dianggap kuno, tidak terpelajar, atau gengsi kalau dikatakan sebagai orang yang masih percaya akan hal-hal yang berbau mistik atau takhayul.

Ada pengalaman yang menarik. Pernah ada seorang teman, sebut saja dengan A. Si  A ini mempunyai teman, namanya B. Si A bercerita kepada saya begini ; “Si B kok mengeluh kepada saya bahwa sakit yang sedang dideritanya tersebut adalah diakibatkan oleh santet yang dilakukan oleh orang yang tidak menyukainya” Terus saya katakan kepadanya ; “Kamu kuliah sampai di Amerika kok masih percaya hal-hal seperti sih? Lalu ilmumu buat apa?” Kata si A.

Sekilas kalau mendengar cerita tersebut, yang benar adalah A. Lha bagaimana tidak konyol, jaman gini, apalagi sudah kuliah sampai Amrik segala, kok masih aja percaya dengan hal beginian. Begitu kira-kira pendapat si A. 

Kalau menurut admin, B ini orangnya realistis, berpikiran terbuka dan mau menerima masukan dari orang yang ahli di bidangnya (paranormal). Walaupun dia kuliahnya sampai di luar negeri, namun dia masih mempunyai jati diri sebagai seorang Jawa, raga maupun jiwanya. Yang mengherankan sekaligus memprihatinkan adalah malah si B ini, dia lahir sebagai orang Jawa, hidup di lingkungan Islam tradisional malah, kok sampai tega berkata kepada si B seperti itu. Mungkin si A ini sudah kena virus iklan “Jaman begini kok masih percaya dengan Jin”. Walaupun akhirnya iklan dengan konten seperti tersebut sudah diganti.
Santet, Antara Sugesti dan Realitas1

Apa sebenarnya yang melatar belakangi si B sampai berkata seperti itu. Kalau melihat si B ini, pasti kehidupannya lebih dekat dengan kondisi sejahtera. Orang sejahtera, umumnya badan tidak enak sedikit, pastilah akan segera berobat. Berbeda dengan orang yang penghidupannya serba kekurangan, pasti lain ceritanya. “Entar besok juga sembuh sendiri” 

Ketika si B sampai mengatakan bahwa sakitnya karena diakibatkan santet oleh orang yang tidak suka pada dirinya, pastinya ada sebab-sebab yang menjadi pemicunya. Biasanya kejadian seperti tersebut di atas adalah latar belakangnya seperti ini ;

1. Si B sudah menderita sakit cukup lama.
 

2. Si B sudah berobat berulang kali, namun tidak ada perkembangan kesembuhan yang berarti.
 

3. Si B sudah berganti beberapa kali ahli medis untuk menangani penyakitnya tersebut.
 

4. Diagnosa yang berbeda, antara ahli medis satu dengan yang lainnya.
 

5. Salah satu ahli medis, mengatakan bahwa tidak ada masalah pada kesehatan si B.
 

5. Ada masukan dari orang yang menurut si B dapat dipercaya, bahwa dirinya mempunyai masalah pada sisi kebatinan-nya bukan fisiknya.
 

6. Si B minta pendapat pada ahli supranatural, dan ahli supranatural berpendapat dahwa dirinya terkena santet.

Menurut admin, jika si B sudah melakukan poin ke 7 paling tidak dengan dua atau tiga ahli paranormal yang dapat dipercaya, maka dimungkinkan bahwa si B memang positif terkena santet atau guna-guna.
Pelajaran yang dapat kita ambil dari cerita tersebut di atas adalah, pentingnya sikap dan pemikiran yang terbuka terhadap segala sesuatu yang dengan sadar kita tahu bahwa sebenarnya ada banyak hal yang tidak dapat dijelaskan, namun keberadaannya dapat kita rasakan.
Santet, Antara Sugesti Dan Realitas | Pintu Sehat21 | 5

0 komentar:

Posting Komentar