Bau Harum Seorang Bayi

Kita tentunya sering melihat kejadian di sekitar kita, baik dari tetangga sebelah rumah kita atau dari keluarga kita sendiri, seorang yang menciumi bayinya berkali-kali. Ada kalanya bahkan bayi yang diciumi tersebut bukan dari keluarganya sendiri.  Dari hasil pengamatan selama ini memang  ada sebagian dari kita yang sungkan untuk menciumi bayi dari orang  lain, tetapi hampir dapat dipastikan jika bayi itu dari keluarganya sendiri pastilah ia juga akan melakukan hal yang sama, yaitu menciumi bayi tersebut berkali-kali.
Dari ulasan tersebut di atas juga kemudian menimbulkan pertanyaan tersendiri, yang jarang sekali orang untuk mencermatinya secara lebih mendalam. Mengapa orang suka menciumi (bau harum) bayi?

Saya menemukan sebuah  penjelasan yang sangat menarik terkait bau harum seorang bayi. Orang bisa saja berbeda pendapat bahwa apa yang akan kita nukilkan di bawah ini hanyalah sebuah hiptesa belaka. Tetapi yang menyampaikan ulasan tentang bau harum seorang bayi ini seorang sufi terpelajar, yaitu Syaikh Ghulam Moinuddin. Berikut ulasannya tentang bau harum seorang bayi :

Saat yang mempesona dari hubungan antara kehidupan dan non kehidupan, yaitu pada saat lahir, merupakan saat ketika jiwa diaktifkan ke dalam tubuh. Jangka waktu hidup kita diukur antara nafas pertama dan nafas yang terakhir. Pada saat menghirup nafas pertama, orang dapat menemukan jenis semua bau harum, yang berasal dari kulit dan nafas bayi yang baru saja lahir.
Bau harum seorang bayi menciptakan rasa cinta dan kasih sayang yang sangat dalam dan menyeluruh dalam hati, pikiran dan jiwa orang (manusia) yang menerimanya. Tak ada orang yang tidak menikmati bau harum bayi yang baru lahir. Bau ini adalah bau yang sangat khas dan orang tidak akan memilikinya. Bau ini merupakan suatu kejernihan dan kesucian yang mutlak, dan mencakup seluruh perasaan  ketidakberdayaan dan ketergantungan kepada orang lain yang lebih mampu dari bayi tersebut, yang menyelubungi seluruh hubungan kita dengan Sang Pencipta, Dia Yang Mahatinggi.
Bayi-bayi lahir dalam keadaan yang suci dan tidak berdosa, yang di dalamnya terkandung cahaya suci dan kedamaian, esensi jiwa kenabian ada di dalamnya. Tidak diragukan, sewaktu mereka tumbuh ke dalam alam kesadaran dunia, mereka kehilangan keadaan tak berdosanya dan bau harum yang dimilikinya semakin berkurang dan hilang sewaktu mereka semakin tenggelam ke dalam kehidupan duniawi – dalam maqom an-nafsi.
Bau Harum Seorang Bayi1

Rasanya apa yang diuraikan oleh sang sufi di atas pas sekali dengan kenyataan yang ada. Semakin lama semakin berkurang keadaan tak berdosa dan bau harum bayi-bayi itu.  Dan bagi kita yang sudah mempunyai anak, adalah kewajiban kita untuk menjaga atau paling tidak meminimalisir berkurangnya keadaan tak berdosa dan bau harum yang dimiliki oleh anak-anak kita. Jika itu berhasil maka itu dapat dikatakan sebagai investasi untuk akherat kita. Wallahua’lam.
Bau Harum Seorang Bayi | Pintu Sehat21 | 5

0 komentar:

Posting Komentar