Pikun adalah momok setiap orang menjelang usia tua. Umumnya menjangkiti usia 60 tahun ke atas. Namun bukan berarti orang muda bebas dari ancaman pikun lho. Pikun juga bisa menjangkiti orang-orang yang masih berusia bahkan di bawah 40 tahun. Pikun hampir bisa dipastikan membuat si penderita hilang atau tersisih dari hubungan sosial masyarakat di mana ia tinggal. Bisa dikatakan juga si penderita hilang dari dunia pergaulan. Mengerikan memang. Masih hidup, tapi sudah dianggap sudah tiada. Bahkan dilansir dari laman Kompas, menurut dokter spesialis saraf Yuda Taruna, saat ini yang berhasil diketahui pasien termuda pengidap penyakit pikun adalah berusia 29 tahun. Walaupun kasus tersebut diduga ada kemungkinan karena faktor genetik yang mempunyai andil terbesar dari pasien termuda tersebut terkena penyakit pikun atau bahasa kerennya disebut Alzheimer.
Beberapa orang hidup dengan sehat sampai umur diatas 80 tahun. Masih lancar berbicara, mengenal dengan baik orang-orang yang pernah dijumpainya, dan dapat beribadah kepada Tuhan setiap harinya adalah sebaik-baiknya karunia yang tidak setiap orang mendapatkannya.
Namun ada juga orang-orang yang masih muda usia sudah tidak bisa hidup normal seperti sebelumnya, dikarenakan mengidap penyakit pikun atau Alzheimer. Tidak bisa kemana-mana karena tidak diperbolehkan oleh keluarganya khawatir kalau terjadi apa-apa. Putus hubungan sosial dengan masyarakat disekitarnya, serta tidak bisa sempurnanya dalam beribadah kepada Tuhannya. Apa yang sebenarnya yang terjadi dalam kedua kasus tersebut di atas? Kebiasaan-kebiasaan apa saja kah yang dilakukannya oleh masing-masing.
Ada banyak tips-tips untuk mencegah kepikunan. Namun yang sering terjadi adalah abainya orang-orang akan pentingnya nasehat-nasehat untuk menangkal kepikunan menjangkitinya. Sebenarnya sudah banyak contoh-contoh di sekitar kita seperti apa sajakah tipe-tipe orang yang terjangkit pikun dan seperti apakah tipe orang yang tidak terjangkit pikun walaupun usianya sudah sangat tua.
Di bawah ini akan kita coba paparkan secara garis besar, apa sajakah aktifitas yang dapat menjauhkan kita dari kepikunan.
Pertama – Aktifitas Spiritual
Untuk masalah ini, kita bisa lihat realitas yang ada di masyarakat, di mana orang-orang sholeh, para ulama sangat jarang kita dengar mereka menderita kepikunan. Aktifitas spiritual yang dimaksud adalah levelnya di atas atau lebih dari apa yang dilakukan orang kebanyakan. Seperti bangun malam untuk melakukan sholat malam dan dzikir malam. Baca sholawat dan dzikir sepanjang waktu. Menjaga wudhu, baca Al-qur’an dan lain-lain.
Kedua – Aktifitas Otak
Aktifitas otak yang dimaksud adalah melakukan aktifitas-aktifitas yang ada hubungannya dengan daya pikir. Seperti membaca, menulis, permainan game strategi, main catur, isi teka teki silang dan lain-lain.
Masalah yang ini jangan dianggap remeh hubungannya dengan menangkal kepikunan. Menjalin silaturahmi dapat menyegarkan dan meningkatkan kemampuan otak, khususnya bagian yang mengatur fungsi komunikasi. Dalam agama Islam, silaturrami diyakini dapat memanjangkan umur dan melapangkan rizki.
Rutin berolah raga, tidak merokok serta minum alkohol, makan tidak berlebihan, pilih makanan yang berprotein dan bergizi dan yang lebih penting lagi, halal.
Dengan melakukan hal-hal yang telah disebutkan di atas tersebut, kita tentunya akan lebih jauh dari penyakit pikun daripada yang tidak melakukannya. Malah menurut penelitian para ahli akhir akhir ini menyimpulkan bahwa “Terlalu banyak menonton TV dapat mempunyai resiko lebih besar terserang pikun daripada yang tidak menonton TV” Nah lho! Jangan terlalu sering di depan TV ya.