Dalam pergaulan antar manusia, selain dibutuhkan komunikasi
lisan juga diperlukan ekspresi diri melalui gerakan beberapa bagian tubuh atau
otot-otot tertentu. Salah satu bahasa tubuh (body language) yang banyak
digunakan sebagai ekspresi diri, baik secara sadar maupun tidak disengaja,
adalah penampilan. Sehari-hari, penampilan yang baik hampir selalu dikaitkan
dengan sikap badan (postur) yang baik atau bentuk tubuh ideal. Dari segi
estetika, sikap tubuh yang baik akan menambah rasa percaya diri dan penampilan
menjadi menarik.
Sebaliknya sikap badan kurang baik, seperti bungkuk, bahu
kiri dan kanan tidak simetris, atau kelainan lain dapat menyebabkan tinggi
badan berkurang, bahu membungkuk, kapasitas fital menurun, gerak kurang
leluasa, perut kendur, serta penampilan berkurang.
Tubuh ideal sering dindikasikan dengan berat badan yang
ideal, yakni proporsi tubuh harmonis, imbang antara tinggi badan dan berat
badan. Penampilan fisik yang baik akan cepat mendapatkan respon dan dikagumi.
Sementara yang kurang baik, misalnya terlalu gemuk (obesitas) cenderung tidak
ideal. Tak jarang keadaan ini juga membuat penampilan diri berkurang dan bahasa
tubuh seringkali tidak benar. Bahasa tubuh hanya akan diterjemahkan secara
benar oleh tubuh jika kondisi tubuh berada pada proporsi yang ideal. Secara
psikis, sehat dan ideal akan lebih memberi kepercayaan diri dalam setiap
gerakan dan organ-organ tubuh pun menjadi lebih fleksibel mematuhi komando
sensor motorik.
Selain dengan obat, operasi, maupun pengaturan gizi makanan,
kelebihan lemak tubuh bisa dihilangkan dengan cara berolah raga atau senam
(aerobik, fitness, diskorobik dan lain-lain), kelebihan cadangan energi dalam
tubuh antara lain, jalan cepat, jalan diselingi lari (jogging), lari, renang,
bersepeda, loncat tali dengan cepat dan tanpa henti, dan lain-lain. Semua
bertujuan untuk menghilangkan lemak tubuh sekaligus membentuk tubuh ideal.
Selain menguras lemak, olah raga juga menjaga keregangan kulit dan kulit dan
otot agar tetap kencang dan tidak menggelambir. Tubuh tetap serasi dan sehat
dan kelenturan tubuh dan gerakan sendi terjaga.
Untuk mendapatkan tubuh ideal, menu makanan pun mesti kita atur sebaik-baiknya, jumlah kalori mesti dibatasi,
tetapi kandungan lemak, karbohidrat, protein dan gizi lainnya tetap dalam
jumlah seimbang sesuai dengan kebutuhan. Dengan mengkonsumsi makanan berkalori
rendah, berarti ada pengurangan kalori yang masuk ke dalam tubuh. Dengan
demikian tidak ada kalori berlebih untuk ditimbun menjadi lemak tubuh.
Tubuh ideal dan memenuhi estetika bisa diperoleh dengan
suatu program terpadu menyangkut pengaturan diet dengan berpedoman pada gizi
yang seimbang, latihan fisik yang terarah, cara-cara penampilan diri yang wajar
dan serasi, dan kemauan diri (motivasi) yang kuat.
sumber : Majalah Intisari
0 komentar:
Posting Komentar