Penyakit ini jarang terjadi atau menjangkiti, hingga masyarakat
kurang begitu familiar dengan yang namanya sindroma narcolepsia. Sindroma ini
diawali dengan terjatuh tidur mendadak yang cenderung berulang lagi beberapa
saat kemudian, dapat disertai dengan kehilangan ketegangan (baca : kekuatan
otot-otot), sehingga penderita mengalami keadaan lumpuh mendadak (cataplexy),
atau adanya halusinasi pendengaran atau penglihatan, jika bukan merasakan
lumpuh ketika sedang tidur (sleep paralysis).
Penyebab dari gangguan sindroma narcolepsia sampai saat
ini belum dapat diketahui. Biasanya dimulai pada umur-umur pubertas, resiko terhadap
serangan sindroma ini pria empat kali lebih banyak dibanding wanita, tidak
ditemukan perubahan sesuatu apapun di organ otak, dan biasanya berlangsung
seumur hidup, tanpa mengetahui panjangnya umur.
Kasus narkolepsia tidak sering ditemukan. Hanya 10 % dari
seluruh kasus dengan sindroma ini yang sekaligus disertai dengan ke empat
gejala di atas. Pada sebagian besar hanya mengalami satu atau lebih dari gejala
tersebut.
Proses tidurnya penderita sindroma narcolepsia berbeda
dengan proses tidurnya orang normal. Kita mengenal ada 2 tahapan proses tidur,
yaitu tahapan awal tidur dan inti tidur (tidur nyenyak). Sedangkan pada
penderita sindroma narcolepsia prosesnya tidaklah demikian. Si penderita
langsung masuk ke dalam tidur nyenyak, yang dapat terjadi beberapa kali dalam
sehari, yang berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam lamanya.
Dorongan untuk tidur dapat ditahan hanya untuk sementara
waktu saja, yang biasanya muncul selama melakukan pekerjaan atau kegiatan yang
monoton. Sindroma ini dapat terjadi berulang-ulang dan bisa juga timbul dalam
situasi tegang dan waspada sekalipun. Contohnya adalah penderita dapat saja
tiba-tiba tertidur ketika ia sedang menyetir mobilnya dan ingin menyalip bus
yang ada di depannya, dan bukan ketika ia sedang mengendarai mobilnya sendirian
dengan kecepatan yang tetap (monoton). Jadi sangat membahayakan sekali jika penderita
sering membawa kendaraan sendiri dalam beraktifitas atau berprofesi sebagai sopir.
Biasanya penderita
akan merasa segar kembali sejenak setelah terjaga, kemudian dapat tertidur
kembali beberapa menit setelah itu, dan begitu kejadiannya terus menerus
sepanjang hidupnya. Sama sekali tidak terpengaruh oleh cukup tidaknya tidur
malam hari. Malah justru, penderita narcolepsia ini kerap kali terputus tidur
malamnya oleh mimpi-mimpi yang menyeramkan.
Gejala-Gejala Lainnya
Selain terjatuh tidur mendadak, gejala lain dari
penderita narcolepsia berupa merasa lumpuh pada waktu tidur, atau beberapa saat
menjelang terjaga. Penderita merasa sudah sadar, dan ingin bangun tetapi tidak
mampu menggerakkan anggota badannya, seakan-akan ada yang menghambat serta
merasa lumpuh sekujur badannya, dan tak sanggup berteriak atau berkata-kata.
Ini terjadi karena ada hambatan pada saraf penggerak tubuh selama tahapan tidur
REM.
Halusinasi pendengaran, yaitu ketika si penderita
seakan-akan mendengar sesuatu obyek
pendengaran tanpa ada obyeknya atau melihat sesuatu yang tanpa ada obyek yang
terlihat, berlangsung selama tidur, sehingga menyerupai mimpi belaka.
Sumber : "Dari Bilik Kamar Dokter" Oleh Dr. Hendrawan Nadesul